Masyaallah! Inilah Alasan Lantai Masjidil Haram Selalu Dingin Meski Suhu di Arab Saudi Sangat Panas

HAJIUMRAHNEWS.COM - Bagi yang sudah melaksanakan ibadah haji ataupun umroh, pastilah melakukan thowaf. Thowaf adalah ibadah mengitari Ka’bah sebanyak tujuh kali.

Thowaf umumnya dilakukan pada siang hari ketika matahari sedang terik-teriknya. Namun, kenapa orang yang melakukan thowaf tidak merasakan panas di telapak kakinya padahal lantai yang dipijak berasal dari marmer yang akan panas jika terkena panas.

Pada tahun 1398, Raja Khalid bin Abdulaziz dari Arab Saudi memberi perintah untuk penyelesaian pembangunan dan perluasan Masjidil Haram.

Pada masa pemerintahannya, mataf atau lokasi tawaf diperluas. Sementara lantainya sendiri terbuat dari marmer jenis Tasos, yang membuat jamaah tetap nyaman melakukan tawaf dan shalat di siang hari.

Arab Saudi telah mengimpor, selama beberapa dekade, marmer Tasos Yunani, di mana batu langka ini ditambang dari sebuah gunung di Yunani.

Menurut catatan, marmer jenis Tasos ini memiliki sejumlah keunikan. Marmer dengan ketebalan 2 inci ini bersifat menyerap kelembapan di malam hari dan melepaskannya di siang hari, sehingga menjaga lantai tetap sejuk. Kelebihan tasos ini tidak dimiliki marmer jenis lainnya.

Tasos adalah marmer paling putih dan langka di dunia dan butirannya berukuran kecil. Marmer ini merupakan salah satu batu alam paling murni dan paling padat.

Seperti namanya, marmer ini berasal dari Pulau Thassos Yunani, yang terletak di Laut Aegen, dimana ia telah diekstraksi sejak zaman kuno.

Mengutip laman Himpuh, Kamis (14/9/23), orang Yunani termasuk orang pertama yang menemukan marmer dan mengembangkan kegunaannya sepanjang zaman.

Ketebalan marmer yang digunakan di Masjidil Haram mencapai lima sentimeter.

Bahan ini telah digambarkan sebagai marmer pintar yang menghilangkan panas di mana kemurnian putihnya yang tinggi disebabkan oleh pembentukan kristal yang kaya dolomit dari batu tersebut.