HAJIUMRAHNEWS.COM - Hampir 64 ribu jemaah haji Indonesia tahun ini masuk dalam kategori berisko tinggi, karena faktor usia, diatas 65 tahun.
Beragam upaya pun dilakukan untuk memberikan optimal untuk mencegah resiko tinggi tersebut.
Selain memberikan layanan Haji Ramah Lansia dari Kemenag, Kemenkes pun ikut mendukung dengan mempersiapkan Emergency Medical Team (EMT).
Layanan ini untuk penanganan kegawatdaruratan medis pada penyelenggaraan haji 1444 H / 2023 M.
Baca Juga: Ini Langkah Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan bagi Jemaah Haji Indonesia
EMT bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.
EMT dahulu dikenal dengan nama Tim Gerak Cepat. Tim ini difungsikan untuk lebih dekat dengan jemaah haji dan bertugas melaksanakan deteksi dini, tanggap darurat pada kejadian kegawatdaruratan medis, dan melaksanakan rujukan jemaah haji yang membutuhkan perawatan di KKHI dan RSAS.
''Salah satu strategi penyelenggaraan kesehatan haji tahun ini, kami siapkan dokter spesialis sebagai EMT yang ditempatkan di setiap sektor sehingga kegawatdaruratan medis lebih cepat tertangani,'' ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo.
Dalam EMT telah disiapkan 15 orang dokter spesialis yang terdiri dari bidang anestesi, penyakit dalam, bedah, saraf dan jantung.
Selain itu juga disiapkan 12 orang dokter umum dan 43 perawat IGD/ICU/ER.
Tenaga kesehatan kegawatdaruratan tersebut disiagakan untuk memberikan pelayanan kesehatan di 5 sektor daerah kerja Madinah dan 11 sektor daerah kerja Makkah yang berdekatan dengan pondokan jemaah haji.
Hal ini bertujuan agar memudahkan akses jemaah haji kepada pelayanan kesehatan, khususnya kondisi darurat yang tidak bisa ditangani oleh tenaga kesehatan haji di kloter.
EMT juga disiagakan pada pos sektor khusus yakni di Masjid Nabawi, Terminal Syib Amir Masjidil Haram, Arafah, dan Mina. EMT akan terus menyertai pergerakan jemaah haji terutama pada puncak ibadah haji atau pada fase Armuzna.
''EMT kami siagakan untuk selalu mengikuti pergerakan jemaah haji saat pelaksanaan ibadah terutama pada fase Armuzna,'' jelas Kapus Liliek
Artikel Terkait
Simak 8 Panduan bagi Jemaah Haji Indonesia saat Beribadah di Masjid Nabawi Madinah
Top! Raja Salman Telah Salurkan Bansos Rp1 Triliun untuk Indonesia
Terbagi Lima Kloter, 1.278 Jemaah Calon Haji Kabupaten Kudus Jateng Siap Berangkat ke Tanah Suci
Kabar Duka dari Madinah, Jemaah Asal Demak Jateng Meninggal Dunia
LPS dan CSEL UI Dukung Kebangkitan Sentra Kerajinan Monel Jepara yang Pernah Mendunia