• Kamis, 28 September 2023

Wisata Kebun Kurma, Salah Satu Daya Tarik Kota Madinah

- Kamis, 28 Juli 2022 | 08:08 WIB
Aktivitas di kawasan Kebun Kurma di Madinah. (Hajiumrahnews.com)
Aktivitas di kawasan Kebun Kurma di Madinah. (Hajiumrahnews.com)

HAJIUMRAHNEWS.COM - Wisata kebun kurma masih menjadi daya tarik bagi para jamaah haji dan umrah Indonesia.

Sebab itu, hampir semua biro travel menjadikan city tour kebun kurma sebagai menu wajib dalam paket haji dan umrah yang mereka tawarkan ke jamaah.

Wisata kebun kurma dilakukan ketika jamaah berada di Madinah, kota yang identik sebagai penghasil buah kurma terbesar dan terbaik di Arab Saudi.

Wajar jika kita membayangkan bisa sepuasnya memetik dan makan buah kurma langsung dari pohonnya di kebun tersebut.

Namun, Kebun Kurma Madinah ini kebanyakan hanyalah pajangan. Banyak pohon kurma di lokasi-lokasi yang banyak dikunjungi jamaah adalah kebun kurma yang sudah tua dan tidak terlalu produktif.

Yang menarik di kebun ini karena di pojok kebun terdapat toko kurma dengan kualitas dan jenis yang cukup beragam.

Jamaah biasanya diantar ke Kebun Kurma setelah mengunjungi Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad SAW.

Lokasi masjid dan kebun kurma ini cukup dekat. Hanya butuh waktu 10 hingga 15 menit perjalanan menggunakan bus wisata yang disediakan pihak travel.

Konon, Rasululluah kerap beristirahat di kebun kurma saat membangun Masjid Quba. Saat tiba di Kebun Kurma yang banyak terletak di kawasan Bir Usman ini, pengunjung akan sedikit mencium aroma pupuk kandang yang banyak ditabur di bawah pohon kurma. Tapi itu hanya di bagian depan toko saja, di mana bus-bus wisata biasa di parkir.

Begitu masuk ke dalam, pengunjung akan ditawari berbagai dagangan yang sebagian besar berupa makanan. Seperti buah kurma dengan berbagai varian, produk olahan kurma, coklat beraneka rasa, kacang Arab, serta jenis makanan lainnya.

Berbelanja di Kebun Kurma milik Ahmad Zahrani ini cukup dimudahkan. Jika Anda kehabisan riyal, pedagang melayani transaksi dengan mata uang lain seperti rupiah, ringgit, dan dolar AS.

Sebagaimana pedagang lain di Madinah, sebagian besar pelayan di tempat ini juga memahami dan mampu berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, terutama kata-kata yang menunjukkan harga, misalnya “lima riyal” dan “murah”.

Sambil melihat-lihat, calon pembeli bebas mencicipi dagangan yang ditawarkan. Dari situ pengunjung bisa menilai kualitas dan rasa kurma sebelum membelinya. Bahkan tidak sedikit pengunjung yang datang hanya sekedar mencicipi kurma-kurma tersebut.

Kemungkinan mereka sudah mengetahui bahwa harga kurma yang dijual di Kebun Kurma lebih mahal dibanding di tempat lain.

Halaman:

Editor: Ahmad Murtadha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X