HAJIUMRAHNEWS.COM - Tinggal menghitung hari lagi, umat Islam akan segera memasuki bulan suci Ramadhan yang merupakan bulan mulia dan penuh berkah.
Kewajiban menjalankan ibadah puasa Ramadhan sendiri dimulai pada tahun kedua Hijriyah. Dimana Allah SWT memerintahkan Nabi SAW dan umatnya berpuasa selama satu bulan penuh selama bulan Ramadhan.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS al-Baqarah ayat 183
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
Jika kita telisik dari ayat di atas, ternyata kewajiban puasa juga sudah ada sebelum Islam datang. Lalu bagaimana puasanya Umat sebelum sebelum Islam ?
Mengutip pendapat Abu Ja‘far, al-Thabari dalam Tafsîr-nya menyatakan bahwa para ulama tafsir sendiri berbeda pendapat mengenai maksud “sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu,” di atas.
Sebagian menyatakan, perumpamaan di sana adalah memang ditekankan pada kewajiban puasanya. Sedangkan yang lain menekankan orang-orang yang berpuasanya. Kendati demikian, kedua perbedaan ini tetap bermuara pada maksud orang-orang terdahulu beserta cara, waktu, dan lama puasa mereka.
Jika penekanannya adalah orang-orang berpuasa yang sama dengan kita, jelas maksudnya adalah kaum Nasrani. Sebab, mereka diwajibkan berpuasa Ramadhan di mana waktu dan lamanya sama seperti puasa yang difardhukan kepada kita.
Hal itu seperti yang dikutip al-Thabari dari Musa ibn Harun, dari ‘Amr ibn Hammad, dari Asbath, dari al-Suddi. Ia menyatakan, “Maksud orang-orang sebelum kita adalah kaum Nasrani. Sebab, mereka diwajibkan berpuasa Ramadhan. Mereka tidak boleh makan dan minum setelah tidur (dari waktu isya hingga waktu isya lagi), juga tidak boleh bergaul suami-istri.
Namun rupanya, hal itu cukup memberatkan bagi kaum Nasrani (termasuk bagi kaum Muslimin pada awal menjalankan puasa Ramadhan). Melihat kondisi itu, akhirnya kaum Nasrani sepakat untuk memindahkan waktu puasa mereka sesuai dengan musim, hingga mereka mengalihkannya ke pertengahan musim panas dan musim dingin.
Mereka mengatakan, ‘untuk menebus apa yang kita kerjakan, kita akan menambah puasa kita sebanyak dua puluh hari.’ Dengan begitu, puasa mereka menjadi 50 hari. Tradisi Nasrani itu juga (tidak makan-minum dan tak bergaul suami istri).
Ada pula yang berpendapat bahwa maksud orang-orang terdahulu di sana adalah Ahli Kitab, dalam hal ini adalah kaum Yahudi, sebagaimana dalam riwayat Mujahid dan Qatadah. Dalam riwayatnya, Qatadah mengungkapkan,
“puasa Ramadhan telah diwajibkan kepada seluruh manusia, sebagaimana yang diwajibkan kepada orang-orang sebelum mereka.
Sebelum menurunkan kewajiban Ramadhan, Allah menurunkan kewajiban puasa tiga hari setiap bulannya.” Namun demikian, status wajib puasa tiga hari ini ditolak oleh sahabat yang lain. Menurut mereka, puasa tiga hari yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW itu bukan wajib, melainkan sunnah.
Artikel Terkait
Wow! Saudi Siapkan 40 Juta Liter Air Zamzam di Masjidil Haram Selama Ramadhan
Tips Makanan Sehat Selama Puasa Ramadhan
ROAM, Perusahaan Terbaru di Arab Saudi yang Menawarkan Penginapan Mewah
Pendaftaran Program Itikaf di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Dibuka Mulai Besok
Sari Ramada Arafah Siap Layani Jemaah Haji Kuota Penuh