HAJIUMRAHNEWS.COM - Kementerian Agama (Kemenag) mulai melakukan pelatihan Rekam biometrik melalui Aplikasi Saudi visa Bio di berbagai wilayah, salah satunya di Provinsi Bali.
Seperti diketahui, tahun ini rekam biometrik telah menjadi mandatori dari Kerajaan Arab Saudi sebagai salah satu syarat penerbitan visa haji.
Pelatihan yang diselenggarakan di Audit Corner PTSP Kanwil Kemenag Provinsi Bali diikuti oleh para Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan PIC masing-masing daerah dan tim pemvisaan Kanwil, serta dibimbing langsung oleh tim Subdit Dokumen dan Perlengakapan Haji Reguler Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri Ditjen PHU Kemenag RI.
Salah satu anggota tim dari Subdit Dokumen Ditjen Penyelenggaraan haji dan Umrah (PHU) lham Setiawan, menjelaskan bahwa perekaman biometrik telah dilaksanakan sejak tahun 2019. Perekaman biometrik di tanah air dilakukan untuk memudahkan jemaah ketika berada di pintu masuk negara Arab Saudi.
“Kalau sebelum 2019, jemaah menghabiskan waktu lebih dari 5 jam di bandara untuk proses biometrik. Sekarang perekaman sudah dilakukan di Indonesia sehingga di pintu masuk Arab Saudi hanya butuh waktu paling lama 1,5 jam,” kata Ilham seperti dilansir dari haji.Kemenag.go.id, Senin (13/3/2023)
Perekaman biometrik sendiri dahulunya dilakukan melalui pihak ketiga yang ditunjuk pemerintah Arab Saudi. Hanya saja pada tahun 2022 kemaren perekaman harus dilakukan secara mandiri oleh jemaah melalui aplikasi Saudia visa Bio.
“Tahun 2022 lalu kita berhasil negosiasi untuk tidak jadi syarat visa. Tahun 2023 ini kita sudah tidak bisa negosiasi alias harus kita laksanakan,” jelas Ilham.
Kemenag menyadari keterbatasan yang dimiliki jemaah haji Indonesia, seperti adanya jemaah yang gagap teknologi, kendala geografis sampai gangguan jaringan dan teknis pelaksanaan perekaman.
"Oleh karenanya, seluruh punggawa haji Bali diminta untuk terus mensosialisasikan kebijakan tersebut ke jemaah haji," tandas Ilham.
Dalam perekaman biometrik, setiap jemaah atau PIC yang mendampingi perekaman harus memiliki handphone yang support aplikasi Saudia visa Bio. Jemaah dan PIC juga diminta mempersiapkan perlengkapannya, seperti paspor, aplikasi yang terinstal, surat keterangan pendukung dan pencahayaan yang cukup.
Syarat perekaman ini tidak diberlakukan bagi jemaah yang berusia diatas 80 tahun dan atau memiliki cacat pada tangan yang diperkuat dengan surat keterangan dari pihak kesehatan.
Artikel Terkait
55.321 Jemaah Haji di Bandara Soekarno-Hatta Bakal Dapat Layanan Fast Track
Kemenag akan Percepat Proses Layanan PK Biaya Haji Khusus
Siap-siap, Indonesia Berpeluang Besar dapat Kuota Haji Tambahan
UPDATE Terbaru Status dan Kondisi Gunung Merapi Hari ini Senin 13 Maret 2023, Usai Erupsi
Saudi Tambah Kuota Petugas Haji Indonesia, Menag Yaqut: Alhamdulillah
Doa Agar Terhindar dari Bencana Alam Gunung Meletus dan Menghadapi Musibah
Visa Haji Bisa Dipakai ke Seluruh Wilayah Saudi, Kemenag Minta Petugas Selalu Cek Keberadaan Jemaah
Keutamaan Sedekah dan Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadhan, Pahala Dilipat gandakan
5 Keutamaan Bulan Ramadhan, Dilipat Gandakan Pahala dan Ampunan hingga Malam Lailatul Qadar