HAJIUMRAHNEWS.COM - Usulan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2023 yang disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas kepada Komisi VIII DPR RI kini masih menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Sebagian pihak mempertanyakan usulan Kementerian Agama (Kemenag) yang menaikkan besaran BPIH 2023 sebesar Rp514.888 dibanding tahun 2022, menjadi Rp98.893.909, padahal Kerajaan Arab Saudi sendiri justru menurunkan paket layanan haji.
Terkait hal ini, Kemenag melalui Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief memberikan penjelasan.
Hilman membenarkan bahwa Arab Saudi menurunkan paket layanan haji 1444 H sekitar 30 persen dari harga yang mereka tetapkan tahun 2022.
Menurutnya, penurunan paket haji itu juga sudah diperhitungkan dalam usulan BPIH 2023 yang disusun Kemenag.
Dijelaskan Hilman, yang diturunkan oleh Pemerintah Arab Saudi adalah paket layanan haji. Adapun yang dimaksud dengan paket itu adalah layanan dari 8-13 Dzulhijjah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau yang biasa disebut juga dengan Masyair.
Untuk warga domestik, Pemerintah Arab Saudi menawarkan empat paket layanan Masyair tahun 1444 H/2023 M
1. Mulai SAR 10,596 - SAR 11,841 (sekitar Rp43 juta - Rp48 juta)
2. Mulai SAR 8,092 - SAR 8,458 (sekitar Rp33 juta - Rp34,5 juta)
3. Mulai SAR 13,150 (sekitar Rp53,6 juta)
Saudi menawarkan juga paket keempat, mulai SAR 3,984 (sekitar Rp16 juta), namun tidak ada layanan di Mina (hanya akomodasi dan konsumsi di Arafah dan Muzdalifah)
Artikel Terkait
Usulan Kenaikan Bipih Tidak Populis, Komnas Haji Tetap Dukung Kemenag
Puskes Haji Harap Data Jemaah Berangkat 2023 Segera Diumumkan
Seperti di Indonesia, Arab Saudi Juga Keluarkan Aturan Pembatasan Pengeras Suara Masjid
Waduh! Kemenag Rilis 108 Lembaga Pengelola Zakat Ilegal, Ini Daftarnya
Menag Yaqut Beberkan Alasan Produk Indonesia Sulit Banjiri Pasar Arab Saudi
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Yakin Bipih Masih Mungkin Ditekan, Begini Penjelasannya
Tekad Mulia Menteri Agama Dibalik Keberaniannya Menaikkan Biaya Haji 2023