HAJIUMRAHNEWS.COM - Usulan kenaikan biaya haji 2023 masih menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat.
Menurut Ketua Badan Pelaksana Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah usulan kenaikan biaya haji yang disampaikan Kementerian Agama sudah memenuhi aspek keadilan.
"Apa yang disampaikan Kementerian Agama sangat masuk akal. Sudah mempertimbangkan resiko," ujar Fadlul pada Selasa (24/1/2023).
"Hampir setiap tahun biaya haji yang dibutuhkan naik akibat inflasi dan kurs. Dulu tahun 2010 biaya haji yang dibutuhkan totalnya 34,5 juta dengan 30 juta dibebankan pada setiap jemaah (Bipih) dan 4,45 juta diambil dari nilai manfaat yang dikelola BPKH. Jadi nilai manfaatnya hanya 13%, sementara Bipihnya 87%," jelas Fadlul.
Fadlul menjelaskan penggunaan nilai manfaat dari BPKH dari tahun 2010-2019 selalu naik supaya biaya haji yang ditanggung jemaah tidak naik secara drastis.
"Tahun 2019, rasio antara Bipih dan Nilai Manfaat sudah mencapai angka seimbang 50 persen banding 50 persen," ungkap Fadlul.
"Tahun 2022 ada kenaikan biaya layanan haji yang signifikan dan itu tidak normal. Total biaya haji dari 70 jutaan jadi 90 jutaan. Karena tahun lalu kenaikan biaya tidak dibebankan ke jemaah, jadi penggunaan nilai manfaatnya yang naik dua kali lipat dari kondisi normal, ini masalahnya," lanjut Fadlul.
"Problemnya BPKH ada uangnya gak? Ada, namun sumbernya bukan hanya dari jemaah tahun 2023 saja, tapi juga diambil dari jemaah haji yang masih nunggu antre," tanggap Fadlul.
Menurut Fadlul, jika tahun 2023 biaya yang dibebankan ke jemaah tidak naik dan penggunaannilai manfaat masih besar seperti tahun 2022, maka hak nilai manfaat dari jemaah haji pada tahun-tahun mendatang akan tergerus.
"Kalau penggunaan nilai manfaatnya terus besar seperti tahun lalu, jemaah haji yang berangkat tahun-tahun mendatang, nilai manfaatnya diambil sama yang jemaah yang sekarang, justru itu yang tidak adil," kata Fadlul.
Fadlul juga memaparkan, jika penggunaan nilai manfaat masih sama seperti tahun 2022, maka sebelum tahun 2027 dana nilai manfaat sudah habis.
"Yang kita usulkan 70 persen biaya dari jemaah haji yang berangkat sekarang, dan 30 persen dari nilai manfaat yang dikelola BPKH, itu lah keadilan," ujar Fadlul.
Fadlul juga menjelaskan bahwa masih ada diskusi lanjutan bersama DPR RI terkait berapa persen yang harus dibayar jemaah dan berapa persen yang harus dibebankan pada nilai manfaat.
"Bisa dinego, gak ada masalah. Tapi apakah itu yang kita nginginkan? Kalau penggunaan nilai manfaat lebih dari 30 persen, maka akan menggerus nilai manfaat dari jemaah haji yang akan berangkat tahun-tahun selanjutnya. Apakah itu yang kita inginkan?" Tutup Fadlul.
Artikel Terkait
Hubungan Dagang RI-Saudi Belum Maksimal, Mendag Saudi: Saya Cukup Malu!
Saudi Izinkan Pemukiman Warga Makkah Disewa untuk Jemaah Haji 2023
Biaya Kenaikan Haji Masih Dikaji, Presiden Jokowi: Belum Final Kok Sudah Ramai
Kemenag Tetapkan Referensi Biaya Haji Khusus Sebesar 8.000 Dolar AS
Al-Qur'an Dibakar di Swedia, Kemenag: Penistaan Agama!