Kisah Astronot UEA Berpuasa di Luar Angkasa Saat Ramadan 2023, Meski Tidak Diwajibkan

HAJIUMRAHNEWS.COM - Astronot asal Uni Emirat Arab (UEA), Sultan Al-Neyadi akan menjalani misi luar angkasa pada Ramadan tahun ini.

UEA adalah pendatang baru di dunia eksplorasi ruang angkasa.

Sebelumnya, negara ini mengirim pesawat ruang angkasa tak berawak ke Mars pada 2021, dalam misi antarplanet pertama dunia Arab, dan tahun lalu sebuah penjelajah ke Bulan.

Kembali ke Sultan Al-Neyadi, pria berusia 41 tahun itu menjadi astronot Arab pertama yang menghabiskan enam bulan di luar angkasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Baca Juga: Wisata Religi di Kota Semarang Jawa Tengah yang Wajib Anda Kunjungi, Termasuk Replika Masjid Nabawi

Al Neyadi, bersama Stephen Bowen dan Warren Hoburg dari NASA dan Andrey Fedyaev dari Rusia, sudah diberangkatkan dengan roket SpaceX Falcon 9 ke ISS pada 26 Februari 2023 lalu sebagai anggota SpaceX Dragon Crew-6.

Saat ditanya, bagaimana dia akan mengamati bulan suci Ramadan ketika umat Islam biasanya berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, Neyadi mengatakan situasinya termasuk dalam pengecualian.

"Saya dalam definisi seorang musafir, dan kita benar-benar bisa berbuka puasa," kata Neyadi. “Itu tidak wajib.”

“Sebenarnya puasa itu tidak wajib jika sedang merasa tidak enak badan,” ujarnya.

Baca Juga: Tok! Saudi Tetapkan 1 Ramadhan Jatuh Pada Hari Kamis

“Jadi dalam hal itu, apa pun yang dapat membahayakan misi, atau mungkin membahayakan anggota kru, kami sebenarnya diizinkan untuk makan makanan yang cukup.”

"ISS melakukan perjalanan dengan cepat, artinya mengorbit mengelilingi Bumi dalam 90 menit," katanya.

Meski demukian Al Neyadi mengatakan dia bisa berpuasa sesuai waktu GMT, yang digunakan di ISS, jika keadaan memungkinkan.

Puasa tidak wajib bagi kelompok orang tertentu, termasuk mereka yang sedang bepergian atau tidak sehat.