HAJIUMRAHNEWS.COM - Menteri Agama (Menag) mengimbau umat muslim Indonesia untuk tidak terpancing dan terprovokasi terkait aksi pembakaran dan penyobekan Mushaf Al-Quran yang dilakukan oleh politisi Swedia dan Belanda.
Menurutnya umat Islam Indonesia harus menyikapi masalah ini dengan mengedepankan cara-cara yang santun dan menunjukkan nilai-nilai keluhuran Islam.
"Umat wajar jika marah melihat kejadian ini, namun bentuk respons harus dalam koridor hukum dan dengan adab yang mulia," tutur Menag Yaqut di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Menag Yaqut juga mendorong tokoh-tokoh agama di dunia untuk bisa bersama meredam kasus ini agar tak kian meluas.
"Para pemuka agama saatnya turun untuk berdialog dan kemudian memberikan pencerahan kepada umatnya demi terwujudnya kehidupan beragama dunia yang damai,"ucapnya
Menag Yaqut menyebut, tindakan pembakaran dan penyobekan Al-Qur'an merupakan bentuk teror serta tindakan ekstrem yang bisa mengancam keharmonisan umat beragama.
“Itu jelas teror dan tindakan ekstrem yang tidak bisa dibenarkan dan bisa merusak harmoni umat beragama. Saya jelas mengutuk tindakan ekstrem semacam itu,” tegas Menag
Gus Men, panggilan akrabnya, mengatakan aksi demonstrasi memang dibenarkan dalam demokrasi. Namun, semua tindakan yang menghinakan simbol keagamaan, apalagi Kitab Suci, tidak bisa dibenarkan atas alasan apa pun, termasuk kebebasan berekspresi.
“Silakan sampaikan aspirasi dan ekspresi, tapi jangan dengan perbuatan ekstrem, provokatif, apalagi sampai menghinakan simbol-simbol keagamaan dan kitab suci. Itu bisa mengganggu harmoni sosial dan memecah belah umat,” jelasnya.
Dijelaskan Gus Men, pasca pandemi Covid-19, Indonesia yang diberi amanah sebagai Presidensi G-20 pada tahun 2022 berupaya keras untuk membangun kebersamaan melalui motto Recover Together, Recover Stronger (Pulih Bersama, Bangkit Perkasa). Motto ini memberi pesan kuat tentang pentingnya kebersamaan dalam memajukan dunia, bankit dari pandemi.
“Aksi di Swedia dan Belanda justru bisa merusak semangat kebersamaan yang sedang dibangun. Itu jelas merugikan seluruh umat beragama dan tidak bisa dibenarkan,” sebutnya.
“Protes dari berbagai negara, termasuk di Indonesia, serta juga dari masyarakat dan tokoh agama adalah cermin betapa tindakan itu semacam mencederai perasan dan merusak semangat kerukunan umat,” sambungnya.
Gus Men mengapresiasi dan mendukung langkah Kementerian Luar Negeri RI untuk mengundang Duta Besar Swedia untuk Indonesia. Hal sama perlu dilakukan juga terhadap Dubes Belanda di Jakarta.
“Mereka harus menjelaskan atas apa yang terjadi Stocholm dan Den Haag. Saya yakin Kemlu juga akan sampaikan sikap tegas Indonesia atas peristiwa itu,” ujarnya.
Sebelumnya, aksi pembakaran Al-Quran dilakukan oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai Stram Kurs yang berhalauan ekstremis sayap kanan Denmark di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, Sabtu, 21 Januari 2023. Sehari berikutnya, dalam demonstrasi anti-Turki di Den Haag, Belanda, terjadi juga aksi menyobek Al-Quran.
Artikel Terkait
Parah! Ikut-ikutan Politikus Swedia, Tokoh Belanda Merobek Al-Qur'an
Dukung Penguatan Ekosistem Haji, PERSAMI Harap Dilibatkan Membangun Hajj Store di Embarkasi
Utang Pemerintah Capai Rp7.733 Triliun, Kemenkeu Sebut Masih dalam Batas Aman
Penggunaan Nilai Manfaat Dana Haji Disama Ratakan Per Jemaah, Ketum IPHUIN: Itu Tidak Adil!
Jangan Lewatkan! Pahala Puasa Bulan Rajab Setara Ibadah 900 Tahun
Menag Yaqut Sebut Pembakaran dan Penyobekan Al-Quran Adalah Teror dan Tindakan Ekstrem