HAJIUMRAHNEWS.COM - Diperkirakan pada 2030 hingga 2045 mendatang, Indonesia akan mulai menikmati bonus demografi, di mana populasi penduduknya akan didominasi (64 persen) oleh masyarakat usia produktif.
Banyak pihak menaggap bahwa bonus demografi tersebut adalah anugrah bagi bangsa Indonesia. Namun di saat bersamaan, tidak sedikit pula yang mengkhawatirkan bahwa hal itu justru dapat menjadi sebuah musibah.
Dan akhirnya semua bergantung pada kesiapan generasi muda hari ini, bagaimana mereka menatap masa depan, karena merekalah yang akan memegang kendali bangsa.
Di antara kelompok masyarakat muda yang sangat diharapkan peranannya di masa depan adalah para santri.
"Maka pesantren harus berpikir tinggi, menyiapkan SDM pemimpin bangsa, bukan sekedar sebagai pekerja," kata K.H Anang Rikza, Pengasuh Pondok pesantren (Ponpes Tazakka, Batang, Jawa Tengah, pada Selasa (8/2/2022).
"pesantren adalah pabriknya manusia, pabriknya calon pemimpin umat dan bangsa masa depan. Kita berharap penuh pada para santri," sambung Kiai Anang.
Sementara itu, di tempat yang sama, CEO sekaligus Founder Gaido Group, Muhammad Hasan Gaido tegas mengatakan, bahwa santri memiliki potensi besar untuk memberikan kemajuan bagi bangsa Indonesia.
Bahkan di banyak tempat, khususnya ketika bertemu dengan para santri, Hasan Gaido, salah saorang Penggerak Ekonomi Syariah di Indonesia itu, selalu menekankan, bahwa santri tidak hanya bisa berkontribusi di level nasional, namun juga bisa berkiprah di level internasional.
"santri milenial untuk dunia. Ini adalah tagline yang harus selalu ditanamkan oleh para santri," kata Hasan Gaido dalam kunjungannya ke ponpes Tazakka.

Untuk dapat mewujudkan tagline tersebut, Hasan Gaido menyampaikan bahwa santri perlu menanamkanm minimal empat hal ini, yang sejatinya telah mereka pelajari di pondok:
Pertama, santri itu memiliki ahlakul karimah (akhlak mulia) sehingga mampu menjaga amanah yang diberikan oleh siapapun dan apapun jabatannya.
Kedua, santri itu harus menguasai berbagai ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan era saat ini, khususnya teknologi dan digitalisasi.
Ketiga, santri itu harus memiliki kecintaan terhadap negara, sehingga dapat terhindar dari paham radikalisme. Dan justru santri akan berada di garda terdepan dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Keempat, santri harus memiliki wawasan global, memahami isu-isu aktual agar santri tidak hanya mengikuti dunia tapi bagaimana dunia memandang santri Indonesia dengan segala kelebihannya untuk siap berkompetisi.
"Bersamaan dengan momentum Presidensi G20 Indonesia di mana negara kita menjadi tuan rumahnya, maka saya mengajak para santri di Ponpes Tazakka dan semua santri di Indonesia untuk mendukung program tersebut. Ini merupakan kesempatan awal mewujudkan santri Milenial untuk Dunia," jelas Hasan Gaido.
Terakhir, Hasan Gaido juga membuka peluang bagi para santri untuk berkiprah di berbagai unit usaha besutannya, mulai dari Gaido Bank Syariah yang sudah memasuki usia 28 tahun, Digital Hopspital dan Klinikgo yang bergerak di bidang kesehatan dan digital serta sejumlah perusahaan lainnya.
Artikel Terkait
Dianggap Nodai Agama, Yaqut Cholil Qoumas Bela KSAD Dudung Abdurachman
Mau Cepat Dapat 100 Pelanggan Pertama untuk Bisnis Pemula, Ini 3 Tipsnya
Kiai Zulfa Mustofa Jabarkan Jejak Intelektual Syekh Nawawi Al-Bantani di Indonesia