HAJIUMRAHNEWS.COM - Universitas Al-Azhar Mesir menemukan sejumlah penyimpangan dalam kerja sama muadalah atau penyetaraan dengan pesantren di Indonesia.
Pihak Al-Azhar Mesir mengaku masih menemukan adanya pesantren palsu yang mengajukan muadalah.
"Sekolah tersebut tidak eksis sama sekali, sehingga yang terjadi adalah stempel muadalah di atas kertas saja," ujar Penasihat Grand Syekh Al-Azhar Bidang Akademik, Abdel Dayem Nosser dalam kunjungannya ke kantor Kemenag, Selasa (21/6/2022).
Atas dasar itulah, Universitas Al-Azhar Mesir menilai muadalah tersebut harus diperbaharui, untuk membenahi berbagai penyimpangan yang ada.
Dayem Nosser sendiri menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki hubungan yang erat dengan Mesir.
Di Indonesia ada puluhan bahkan ratusan ribu sekolah agama. Fakta itu sangat menggembirakan, karena menjadi indikasi bahwa Islam tersebar dengan baik.
"Saya berharap dari sekolah-sekolah ini lahir cendikiawan dalam berbagai bidang keilmuan," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah M Isom Yusqi mengatakan bahwa Kemenag berharap perpanjangan muadalah dengan Universitas Al-Azhar dapat disepakati.
Artikel Terkait
Masya Allah, 1 Jemaah Haji Mabrur Bisa Menjadi Wasilah Diterimanya 100.000 Jemaah Lainnya
Saudi Tetapkan 4 Saluran Pembayaran DAM, Jemaah Haji Diminta Taati Ketentuan
Indonesia Dapat Tambahan Kuota 10.000 Jemaah Haji, Ketua Komisi VIII DPR: Segera Kita Bahas
Susi Air Rute Timika-Duma Alamai Kecelakaan, Bawa 6 Penumpang
Bahasa Indonesia Semakin Populer di Madinah