Hajiumrahnews.com – Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menegaskan bahwa BRICS merupakan penerus dari semangat Gerakan Non-Blok dan Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung 1955. Hal itu disampaikan dalam pembukaan KTT BRICS Sherpa di Museum Seni Modern (MAM), Rio de Janeiro, pada Senin (07/08).
Lula menyoroti bahwa negara-negara BRICS memiliki akar sejarah dalam perjuangan negara-negara dunia ketiga untuk merdeka dan berdaulat. Ia menegaskan bahwa forum ini hadir sebagai alternatif dari tatanan global yang didominasi oleh kekuatan besar.
“Kita adalah pewaris Gerakan Non-Blok. Hanya 10 tahun setelah berdirinya PBB, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung. Delegasi Asia dan Afrika berkumpul dan menyuarakan perlawanan terhadap pembagian kekuasaan global menjadi zona pengaruh,” ujar Lula dalam pidatonya.
Ia menyebut bahwa pertemuan tersebut adalah simbol penting solidaritas antara negara-negara berkembang yang menginginkan dunia multipolar dan bebas dari dominasi kekuatan besar.
Lula menyoroti bahwa krisis multilateralisme menjadi tantangan nyata saat ini. Menurutnya, BRICS dapat memainkan peran penting dalam mereformasi tatanan global agar lebih adil dan setara.
“PBB didirikan hampir 80 tahun lalu, tetapi krisis multilateralisme yang kita hadapi sangat nyata. Kita menyaksikan bagaimana lembaga-lembaga internasional gagal mencegah konflik, ketidaksetaraan, dan degradasi lingkungan,” kata Lula.
Ia menegaskan bahwa negara-negara BRICS seperti Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, serta lima anggota baru (Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, dan UEA), memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk sistem internasional yang lebih inklusif.
KTT BRICS Sherpa di Rio ini menjadi rangkaian menuju KTT BRICS yang akan digelar di Kazan, Rusia pada Oktober mendatang, di mana Brasil akan mengambil alih presidensi pada 2025.
Dengan menyebut BRICS sebagai kelanjutan dari semangat Bandung 1955, Lula ingin menegaskan bahwa forum ini memiliki misi historis untuk memperjuangkan keadilan dan kedaulatan negara-negara di Global South.