Hajiumrahnews.com – Pelayanan jemaah haji 2025 mendapat sorotan utama dari Kementerian Agama atas keberhasilan penerapan One Stop Service (OSS) di asrama haji. OSS dinilai sebagai kunci utama menciptakan pengalaman awal yang nyaman dan terstruktur bagi calon jamaah.
Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, M. Arfi Hatim, menyampaikan bahwa layanan asrama merupakan "etalase pertama" sebelum keberangkatan ke Tanah Suci, dan kualitasnya sangat memengaruhi keseluruhan proses haji. Ia menegaskan, "Jika haji sukses, maka itu juga berarti layanan di asrama sukses."
Skema OSS mencakup sejumlah layanan terpadu: pemeriksaan kesehatan akhir, pengecekan dokumen dan visa, pembagian gelang identitas dan living cost, serta penempatan kamar jemaah. Model ini dirancang untuk mengurangi kebingungan dan mempercepat alur pemberangkatan.
Arfi mendorong semua daerah embarkasi untuk terus berinovasi dalam sistem layanan, seperti penggunaan aplikasi digital untuk mendukung proses registrasi dan navigasi jemaah tanpa harus membawa tas kabin. Ia menyebut bahwa evaluasi berjenjang dan kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci penyempurnaan layanan dari waktu ke waktu.
Penerapan OSS juga telah berlangsung di seluruh embarkasi nasional melalui arahan Ditjen PHU. Pelayanan mencakup tujuh fungsi utama seperti pengaturan akomodasi, keamanan, konsumsi, dan pembinaan manasik haji. Indeks Kepuasan Jemaah Haji (IKJHI) turut dimonitor oleh BPS, Ombudsman, Inspektorat Jenderal Kemenag, dan BPK untuk memastikan akuntabilitas.
Studi independen menunjukkan bahwa OSS terbukti efektivitasnya dalam mempercepat proses keberangkatan dan pemulangan jemaah. Di Embarkasi Jakarta misalnya, sistem ini memfasilitasi layanan lebih tertib dan efisien selama fase penerimaan dan boarding.
Ke depan, Kemenag berharap inovasi seperti OSS dan aplikasi digital akan terus diperluas dan disempurnakan. Tujuannya memastikan layanan menyeluruh yang lebih mudah, cepat, dan ramah untuk jemaah, sekaligus mendukung profesi PPIH dalam menjalankan tugas dengan lebih profesional.
Skema One Stop Service telah membuktikan diri sebagai tulang punggung pelayanan jemaah awal. Dengan evaluasi menyeluruh dan dukungan teknologi digital, diharapkan kualitas layanan semakin meningkat dan menjadi tolok ukur standar nasional penyelenggaraan ibadah haji.