Hajiumrahnews.com — Madinah, Jemaah haji Gaido Travel tahun 2025 mengikuti kajian Sirah Nabawiyah pada Jumat (20/06)waktu setempat yang digelar di Movenpick Hotel Madinah. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan perjuangan Rasulullah ﷺ di Madinah sekaligus menggali makna pembangunan peradaban Islam yang dimulai dari kota suci tersebut.
Kajian bertema “Sirah Nabawiyah: Membangun Peradaban Islam dari Madinah untuk Dunia” menyoroti bagaimana perjalanan Rasulullah ﷺ di Madinah bukan sekadar kisah spiritual, tetapi juga model pembangunan yang menyeluruh meliputi aspek agama, sosial, budaya, ekonomi, hingga pemerintahan.
Setelah hijrah ke Madinah pada tahun 622 Masehi, Nabi Muhammad ﷺ membangun pondasi peradaban dengan mendirikan Masjid Nabawi sebagai pusat ibadah, ilmu, dan musyawarah, serta merumuskan Piagam Madinah—konstitusi tertulis pertama yang mengatur hubungan multikultural antara Muslim, Yahudi, dan kelompok lain. Rasulullah ﷺ juga membangun pasar Islam bebas riba dan monopoli, sekaligus mempererat persaudaraan Muhajirin dan Anshar yang menjadi kekuatan sosial dan ekonomi umat.
Kajian ini juga mengupas peran para penguasa Muslim di Madinah seperti Khulafaur Rasyidin yang melanjutkan pembangunan sistem sosial-ekonomi Islam, termasuk pengembangan wakaf dan zakat. Salah satu contoh nyata yang dibahas adalah wakaf produktif Sumur Raumah yang diwakafkan oleh Utsman bin Affan, yang hasilnya kini digunakan untuk amal, pendidikan, dan pembangunan hotel wakaf bintang lima di Madinah.
Para sahabat Nabi yang juga pebisnis sukses, seperti Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah, menjadi teladan bahwa kesuksesan ekonomi dan spiritual bisa berjalan beriringan. Mereka membangun fondasi ekonomi syariah yang menjadi inspirasi bagi para pengusaha Muslim masa kini.
Kajian menegaskan bahwa Islam sebagai peradaban besar lahir dan berkembang dari Madinah, menyebar ke berbagai penjuru dunia seperti Jazirah Arab, Afrika Utara, Asia Tengah, hingga Nusantara. Penyebaran ini tidak melalui penjajahan, melainkan melalui perdagangan, dakwah, dan pendidikan.
Sebagai penutup, kajian menekankan bahwa membangun peradaban Islam tidak cukup hanya dengan mimbar, tetapi harus didukung sistem spiritual, sosial, dan ekonomi yang kokoh. Konsep ini sejalan dengan visi Gaido 2045: Indonesia sebagai Sentral Ekonomi Syariah Dunia, yang berkomitmen mencetak 1 juta pengusaha syariah, membangun sistem wakaf produktif, dan mewujudkan masyarakat madani berdasarkan nilai-nilai Islam.
Kajian ini menjadi pengingat bagi seluruh jamaah haji Gaido Travel untuk membawa spirit peradaban Madinah dalam kehidupan sehari-hari dan berkontribusi bagi kemajuan umat di tanah air.