Keteguhan Nabi Muhammad SAW Tolak Tawaran Harta dan Kekuasaan Quraisy


Hajiumrahnews.com – Keteguhan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan dakwah Islam menghadapi ujian berat, terutama saat Islam mulai menunjukkan kekuatan setelah keislaman dua tokoh besar, Hamzah dan Umar bin Khattab radhiallahuanhuma. Melihat perkembangan ini, kaum kafir Quraisy mulai panik dan mencoba menghentikan dakwah Nabi dengan berbagai cara.

Dalam kondisi frustasi, mereka mengutus Utbah bin Rabi'ah, seorang tokoh terkemuka Makkah, untuk menyampaikan tawaran kompromi kepada Rasulullah SAW. Tujuan mereka jelas: menghentikan dakwah Islam, namun tetap menjaga nama baik Muhammad SAW di tengah masyarakat Quraisy.

Utbah, yang dikenal dengan julukan Abul Walid, membawa dua tawaran besar dari kaumnya. Pertama, jika Rasulullah SAW menginginkan kekayaan, mereka siap menjadikannya orang terkaya di Makkah. Kedua, jika Nabi menginginkan kekuasaan, maka beliau akan diangkat sebagai pemimpin tertinggi Quraisy. Namun, semua itu dengan syarat dakwah Islam dihentikan.

Rasulullah SAW menyimak tawaran tersebut dengan tenang. Tidak ada kemarahan, tidak ada amarah. Beliau justru menjawab Utbah dengan membacakan ayat Alquran yang agung dari Surah Fushshilat ayat 1–5:

“Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling daripadanya, maka mereka tidak mau mendengarkan..." (QS. Fushshilat: 1–5)

Bacaan ayat ini membuat Utbah terdiam. Ia tidak mampu membantah keagungan kata-kata yang diucapkan Rasulullah SAW. Ia pun kembali ke kaumnya, bukan dengan kabar kemenangan, melainkan dengan kekaguman.

Namun, reaksi kaumnya justru sebaliknya. Mereka menuduh Utbah telah disihir oleh Nabi Muhammad SAW. Padahal yang terjadi sesungguhnya adalah benturan antara kesombongan kaum Quraisy dengan kebenaran risalah ilahi.

Kisah ini menjadi pelajaran penting tentang prinsip dan keteguhan Rasulullah SAW dalam menjaga misi dakwah. Beliau tidak tergoda oleh dunia, dan tetap istiqamah meski tekanan datang dari segala arah. Sebuah teladan besar bagi para dai dan umat Islam sepanjang zaman.