Hajiumrahnews.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan bahwa rumah sakit dan klinik dari luar negeri kini resmi diperbolehkan membuka cabang di Indonesia. Pernyataan itu disampaikan saat pertemuannya dengan Presiden Dewan Eropa, António Costa, di Kantor Dewan Eropa, Gedung Berlaymont, Brussels, Belgia, pada Minggu (13/7/2025) waktu setempat.
“Dalam dua tahun terakhir, kami telah membuka partisipasi asing di banyak sektor, dan saat ini kami membuka sektor kesehatan. RS asing mana pun, atau institusi kesehatan dari luar negeri, dapat membuka cabang mereka di Indonesia. Kami telah memperbolehkan rumah sakit asing buka di Indonesia,” ujar Presiden Prabowo sebagaimana dilansir dari Antara, Senin (14/7/2025).
Pernyataan tersebut menandai babak baru keterbukaan Indonesia dalam mengundang investasi sektor kesehatan. Prabowo menegaskan, keputusan ini akan memberikan manfaat besar dalam hal transfer teknologi, peningkatan mutu pelayanan, dan penguatan tata kelola medis di tanah air.
Lebih lanjut, Prabowo juga menyebut bahwa institusi pendidikan tinggi asing kini diberikan izin untuk membuka cabang dan beroperasi di Indonesia. Menurutnya, kolaborasi pendidikan menjadi kunci strategis dalam membangun sumber daya manusia unggul di masa depan.
“Kami mengirimkan 3.394 mahasiswa Indonesia setiap tahunnya untuk studi ke Eropa. Hingga kini, totalnya sudah mencapai 11.784 mahasiswa yang dibiayai pemerintah. Angka ini belum termasuk yang membiayai sendiri. Kami ingin angka ini terus meningkat,” tegas Prabowo.
Selain membawa kabar keterbukaan sektor strategis, Prabowo juga mengumumkan bahwa perundingan CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) antara Indonesia dan Uni Eropa telah rampung. Perjanjian yang telah dinegosiasikan selama lebih dari satu dekade ini diproyeksikan menjadi tonggak penguatan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan layanan.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa António Costa menyambut baik rampungnya kesepakatan tersebut. Dalam pernyataan bersama di Brussels, keduanya mengungkapkan optimisme atas kerja sama jangka panjang yang lebih kokoh antara Indonesia dan negara-negara Uni Eropa.
Dalam kunjungan resmi tersebut, Presiden Prabowo didampingi oleh jajaran penting Kabinet Merah Putih, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Duta Besar RI untuk Belgia, Andri Hadi.
Langkah besar ini dipandang sebagai sinyal kuat bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo membuka diri terhadap kemitraan strategis global, dengan harapan mampu memperkuat posisi Indonesia dalam lanskap ekonomi dan pendidikan internasional.