Gelontorkan Dana Hingga Rp3000 T, Piala Dunia Qatar Untung atau Buntung?

- Kamis, 1 Desember 2022 | 10:12 WIB
Fifa World Cup 2022 Qatar (The Penisula)
Fifa World Cup 2022 Qatar (The Penisula)

HAJIUMRAHNEWS.COM - Perhelatan sepak bola terakbar, Piala Dunia 2022 kini tengah berlangsung di Qatar yang telah dimulai sejak 20 November 2022 lalu.

Turnamen empat tahunan kali ini disebut-sebut menjadi yang termahal sepanjang sejarah. Pasalnya pihak tuan rumah Qatar menggelontorkan dana yang fantastis hingga mencapai US$ 200 miliar atau setara Rp3.140 triliun.

Bahkan berdasarkan perkiraan, biaya Piala Dunia Qatar 2022 ini lebih besar dari gabungan biaya 21 Piala Dunia sebelumnya.

Turnamen Piala Dunia sebelumnya pada edisi 2014 di Brazil dan 2018 di Rusia yang awalnya dikatakan termahal saja keduanya hanya menelan biaya kurang dari US$ 15 miliar.

Lantas, apakah Piala Dunia Qatar 2022 kali ini mendapatkan keuntungan atau bahkan kerugian?

Berdasarkan laporan dari Aljazeera, baru-baru ini lembaga sepak bola dunia FIFA menyampaikan laporan bahwa Piala Dunia Qatar mendatangkan keuntungan hingga US$ 7,5 miliar atau sekitar Rp 117,75 triliun.

Angka ini US$ 1 miliar lebih banyak dari yang dihasilkan oleh organisasi tersebut dari siklus Piala Dunia sebelumnya pada 2018 di Rusia. Adapun "penghasilan tambahan" yang diterima FIFA berasal dari kesepakatan komersial dengan tuan rumah tahun ini.

Qatar Energy bergabung sebagai sponsor tingkat atas, dan sponsor tingkat ketiga yang baru termasuk bank QNB Qatar dan perusahaan telekomunikasi Ooredoo. FIFA juga menambahkan penawaran sponsor tingkat kedua tahun ini dari platform keuangancrypto.com dan penyedia blockchain Algorand, sponsor Amerika baru pertamanya dalam lebih dari satu dekade.

Tentu keuntungan dari sponsor ini belum termasuk kesepakatan siaran utama untuk Piala Dunia Qatar yang diterima FIFA dari berbagai negara. Namun perlu diingat juga bahwa perputaran uang ini belum termasuk keuntungan yang akan diterima Quatar. Lantas seberapa besar cuan yang dapat diterima Qatar?

Berdasarkan catatan, menurut penelitian PwC (sebuah lembaga riset internasional), secara ekonomi sektor ini menjanjikan pertumbuhan sebesar 8,7% dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

Di sisi lain, menurut Khristo Ayad selaku konsultan di InStrat (sebuah platform penelitian dan penasehat independen di Doha) mengatakan bahwa turnamen dengan visibilitas tinggi tentu akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan diversifikasi negara menuju ekonomi modern berbasis pengetahuan.

Dijelaskan bahwa Piala Dunia 2022 dinilai dapat meningkatkan soft power Doha dan menambah pengaruh politik, terutama karena semakin banyak acara serupa yang akan dilakukan.

"Qatar telah mempromosikan kampanye Piala Dunianya sebagai pertunjukan persatuan Arab sejak awal, memposisikan Piala Dunia sebagai kesempatan untuk membangun jembatan antara dunia Arab dan Barat," ungkap dia.

Kepala Program Power Vacuums di Newlines Institute di Washington, Caroline Rose memandang, perhelatan ini akan memberikan keuntungan ekonomi tersendiri bagi Qatar. Utamanya datang dari sektor pariwisata secara umum, dan khususnya untuk bisnis akomodasi atau penginapan.

"Mengingat akomodasi ruang yang dilaporkan terbatas, Saya pikir acara ini secara keseluruhan telah meningkatkan upaya koordinasi regional untuk mengakomodasi gelombang besar wisatawan. Ini juga akan memberikan dorongan bagi ekonomi Qatar, dengan perkiraan keuntungan US$ 17 miliar (setara Rp 266,9 triliun pada kurs Rp 15.700/US$)," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Nenden Pupu

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Unggul Telak, Erick Thohir Resmi Pimpin PSSI 2023-2027

Kamis, 16 Februari 2023 | 13:41 WIB

Pele, Legenda Sepak Bola Brazil Meninggal Dunia

Jumat, 30 Desember 2022 | 10:04 WIB
X