
Hajiumrahnews.com — Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan atau Siskohatkes menjadi instrumen penting dalam penyelenggaraan kesehatan jemaah haji Indonesia. Sistem digital ini dikembangkan Kementerian Kesehatan untuk mendukung proses pencatatan, pemantauan, serta validasi kondisi kesehatan jemaah sejak tahap awal hingga jemaah kembali dari Tanah Suci.
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan menjelaskan, “Siskohatkes memungkinkan petugas kesehatan memasukkan seluruh data pemeriksaan jemaah secara terintegrasi. Semua proses dilakukan berbasis sistem sehingga lebih cepat, rapi, dan akurat.”
Siskohatkes dipahami sebagai sistem informasi kesehatan yang menjadi bagian dari mekanisme penyelenggaraan haji nasional. Sistem ini bertujuan memastikan seluruh calon jemaah memenuhi persyaratan istitha’ah kesehatan sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi. Data-data kesehatan ini juga terhubung dengan SISKOHAT milik Kementerian Agama sebagai basis data utama penyelenggaraan haji.
Pemeriksaan dilakukan melalui fasilitas kesehatan yang ditunjuk. “Setiap hasil pemeriksaan akan dicatat dalam sistem, dipantau secara berkala, dan digunakan sebagai dasar penerbitan istitha’ah kesehatan,” ujar salah satu petugas kesehatan daerah.
Berdasarkan penjelasan Dinas Kesehatan Provinsi Banten, ruang lingkup Siskohatkes mencakup seluruh proses penyelenggaraan kesehatan haji, baik di Indonesia maupun ketika jemaah berada di Arab Saudi. Alur ini mencakup skrining awal, pemeriksaan kesehatan berjenjang, pemantauan kondisi jemaah, hingga pencatatan kejadian kesehatan selama operasional haji.
Petugas Puskesmas menjadi ujung tombak dalam tahap pemeriksaan awal. Mereka wajib melakukan input data hasil pemeriksaan ke dalam sistem untuk menghasilkan berita acara istitha’ah serta Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH). Dokumen tersebut menjadi syarat administratif sebelum jemaah melunasi biaya haji atau menerima dokumen keberangkatan.
Siskohatkes bekerja dengan memanfaatkan basis data yang saling terhubung antara fasilitas kesehatan, dinas kesehatan, Kantor Kementerian Agama, dan pusat komando kesehatan haji nasional. Setiap data yang masuk dapat dipantau secara real-time oleh instansi terkait untuk memastikan kondisi jemaah sesuai standar kesehatan.
Seorang pejabat daerah menuturkan, “Integrasi ini memudahkan koordinasi dan memungkinkan tindakan cepat jika ditemukan jemaah dengan risiko kesehatan tinggi. Sistem menjadi alat bantu yang sangat penting dalam menjaga keselamatan jemaah.”
Digitalisasi layanan kesehatan haji melalui Siskohatkes menjadi bagian dari upaya pemerintah memperkuat tata kelola kesehatan jemaah. Keberadaan sistem ini dinilai membantu meningkatkan akurasi data, memperkuat pengawasan, serta meminimalkan kendala administrasi di lapangan.
Penerapan sistem juga selaras dengan kebijakan modernisasi layanan haji, di mana kecepatan, ketertiban, dan integrasi data menjadi prioritas utama. Pemerintah berharap implementasi Siskohatkes yang semakin matang dapat mengoptimalkan persiapan jemaah dan mengurangi risiko kesehatan selama menjalankan ibadah haji.