Aset Keuangan Syariah Indonesia Naik Pesat, Sentuh Rp10.257 Triliun

Hajiumrahnews.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa kinerja ekonomi syariah Indonesia terus menunjukkan momentum kuat sepanjang beberapa tahun terakhir. Ia menyebutkan nilai aset keuangan syariah nasional melonjak dari Rp6.193 triliun pada 2021 dan mencapai Rp10.257 triliun pada 2025.

Pertumbuhan tersebut didorong percepatan sertifikasi halal, naiknya permintaan sektor fesyen muslim, kosmetik, farmasi, serta ekspansi pariwisata ramah muslim,” kata Airlangga dalam Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2026, dikutip Kamis (4/12).

Indonesia juga naik signifikan dalam Global Islamic Economy Indicator 2024–2025, dari peringkat 11 menjadi posisi ketiga. Kenaikan tersebut menempatkan Indonesia di atas sejumlah negara pemain lama, termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Penguatan Ekosistem Halal Indonesia

Airlangga menilai capaian tersebut mencerminkan struktur regulasi dan kapasitas industri halal nasional yang semakin kokoh. Ia menegaskan bahwa peluang Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global sangat terbuka.

Indonesia memiliki peluang emas sebagai pusat ekonomi syariah dunia, bukan hanya karena jumlah penduduk muslim terbesar, tetapi karena kebijakan yang tepat dan ekosistem yang semakin matang,” ujarnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa literasi dan inklusi keuangan syariah masih harus ditingkatkan. Pemanfaatan layanan keuangan syariah di masyarakat dianggap belum optimal.

Catatan tentang Literasi dan Tantangan Inklusi

Menurut Airlangga, literasi keuangan nasional baru berada pada kisaran 66 persen. Ia menilai angka tersebut sebenarnya sudah lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara OECD.

Literasi keuangan belum optimal, termasuk layanan syariah, meski benchmark kita di atas rata-rata negara OECD,” katanya.

Pemerintah telah menyiapkan strategi 2025–2029 untuk mempercepat penguatan ekonomi syariah. Fokus utamanya mencakup pengembangan industri halal dari sektor makanan-minuman, fesyen, farmasi, kosmetik, pariwisata, hingga ekonomi kreatif.

UMKM Halal dan Kawasan Industri Syariah

Pemerintah juga memperkuat pelaku UMKM halal melalui percepatan sertifikasi dan pembangunan ekosistem yang lebih efisien. Hingga Oktober 2025, BPJPH telah menerbitkan 3 juta sertifikat halal.

Empat kawasan industri halal (KIH) terus digenjot pengembangannya: Modern Halal Valley (Banten), Halal Industrial Park Sidoarjo, Bintan Inti Halal Hub, dan Jababeka Halal Cluster.

Pembiayaan Syariah dan Pasar Keuangan

Dari sisi pembiayaan, program KUR Syariah menunjukkan kinerja solid. Sejak diluncurkan pada 2015 hingga November 2025, total penyaluran mencapai Rp89,04 triliun kepada 1,47 juta debitur.

Penguatan pasar keuangan syariah juga terlihat melalui beroperasinya Lembaga Jasa Keuangan Bulion sesuai amanat UU P2SK. Dua lembaga yang berjalan hingga Oktober 2025 tercatat mengelola emas sebanyak 148,77 ton.

Instrumen ini memperluas pilihan investasi syariah dan memperdalam pasar keuangan nasional.

Kinerja ekonomi syariah Indonesia menunjukkan arah positif, terutama dengan lonjakan aset dan penguatan ekosistem industri halal. Tantangan terbesar tetap berada pada peningkatan literasi dan percepatan adopsi layanan keuangan syariah di tingkat masyarakat.