
Hajiumrahnews.com — Disahkannya kebijakan Umrah Mandiri oleh pemerintah memicu berbagai tanggapan dari pelaku industri perjalanan ibadah. Salah satunya datang dari Aliansi Pengusaha Haramain Seluruh Indonesia (ASPHIRASI) yang justru melihat peluang besar di balik kebijakan tersebut.
Menurut Sekretaris Jenderal ASPHIRASI, Retno Anugerah Andriyani, hadirnya opsi umrah mandiri seharusnya tidak dipandang sebagai ancaman, melainkan sebagai momentum transformasi dan inovasi bagi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
“Ini saatnya industri travel umrah berinovasi, bukan mundur dari persaingan. Peran kita akan bergeser dari sekadar penjual paket menjadi konsultan ibadah dan pelindung jamaah,” ujar Retno melalui keterangan resminya, Minggu (26/10).
Retno menilai, pelaku usaha harus memanfaatkan teknologi untuk menciptakan layanan yang lebih efisien dan transparan. Ia menyebut ada tiga area utama yang perlu diperkuat agar PPIU tetap relevan di tengah perubahan:
Peningkatan SDM, agar mampu memberikan pendampingan ibadah yang profesional dan berkualitas.
Paket fleksibel, menyesuaikan kebutuhan jamaah yang semakin beragam.
Pendampingan berbasis pengalaman (customer experience), memastikan kenyamanan jamaah dari keberangkatan hingga kepulangan.
“Mayoritas jamaah Indonesia, dengan karakternya yang beragam, tetap membutuhkan pendampingan menyeluruh. Di sinilah nilai utama PPIU,” tegas Retno yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Hajar Aswad Mubaroq.
Ia menambahkan, PPIU harus menjadi pionir dalam era baru ini dengan menjaga amanah dan memperkuat kualitas layanan.
“Kita justru harus memimpin transformasi ini, dengan menjaga amanah sebagai fondasi utama,” ujarnya menekankan.
Di sisi lain, Retno mengingatkan calon jamaah agar mewaspadai berbagai risiko dalam pelaksanaan umrah mandiri. Menurutnya, transaksi perorangan tanpa perantara travel terpercaya rawan penipuan dan minim pendampingan ibadah.
“Risiko lain yang sering diabaikan adalah biaya dan tenaga ekstra. Jamaah mandiri harus siap mengurus segala hal sendiri, termasuk biaya tak terduga serta kondisi darurat seperti sakit atau kehilangan,” jelasnya.
Retno menegaskan bahwa dalam ekosistem baru ini, PPIU tidak akan tergantikan. Justru, lembaga-lembaga travel resmi berpotensi menjadi mitra utama dalam kolaborasi dengan platform digital untuk memperkuat layanan umrah nasional.
“Kolaborasi adalah kunci. Bagi jamaah yang ingin berangkat secara mandiri, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan PPIU terpercaya agar perjalanan ibadahnya lebih matang, aman, dan nyaman,” pungkas Retno.