Hajiumrahnews.com – Bank Indonesia (BI) tengah berupaya mengintegrasikan sistem pembayaran QRIS serta uang elektronik dalam kartu Nusuk yang digunakan oleh jemaah haji dan umrah Indonesia. Langkah ini ditujukan untuk memudahkan transaksi selama di Tanah Suci Arab Saudi.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa pihaknya bekerjasama dengan otoritas Arab Saudi guna memastikan alat pembayaran digital Indonesia dapat diakses oleh jemaah. “Kami juga terus berdiskusi dengan otoritas di Arab Saudi agar QRIS dan uang elektronik Indonesia bisa dimasukkan ke dalam kartu Nusuk,” kata Perry saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI.
Menurut Perry, inisiatif ini merupakan bagian dari perluasan kerja sama QRIS antarnegara, memfasilitasi transaksi lintas batas bagi warga Indonesia yang bepergian ke luar negeri.
Tak hanya Arab Saudi, BI juga menyiapkan ekspansi QRIS ke Jepang mulai 17 Agustus 2025, serta uji coba penghubungan dengan sistem pembayaran China. Kolaborasi ini juga mencakup penyelesaian kerja sama teknis dengan Union Pay International dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, potensi devisa dari transaksi digital jamaah haji dan umrah bisa mencapai USD 8 miliar per tahun. Jika dilakukan menggunakan QRIS yang terintegrasi dengan otoritas moneter Arab Saudi, sebagian besar aliran dana tersebut dapat kembali ke Indonesia.
Dalam kajian ini, BI juga fokus pada implementasi “Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030” yang mencakup konsolidasi industri, pengembangan BI-FAST, serta penguatan inovasi dan kerja sama antarnegara.