KTT Bahrain: Negara Teluk Sepakat Jaga Kedaulatan dan Stabilitas Kawasan

Hajiumrahnews.com — Pemimpin negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) menegaskan kembali prinsip keamanan kolektif yang tidak terpisahkan pada penutupan Sidang ke-46 Dewan Tertinggi GCC di Istana Al-Sakhir, Bahrain. Pernyataan bersama tersebut menegaskan bahwa setiap pelanggaran terhadap kedaulatan salah satu anggota dianggap sebagai ancaman langsung bagi seluruh kawasan.

Keamanan Kolektif dan Dukungan untuk Qatar

Dalam pernyataannya, para pemimpin GCC menekankan penghormatan terhadap kedaulatan negara-negara anggota serta penolakan terhadap segala bentuk intervensi dan penggunaan kekuatan. Sekretaris Jenderal GCC Jasem Mohamed Albudaiwi menegaskan bahwa negara-negara Teluk bersatu mendukung Qatar atas dua serangan terpisah pada tahun ini.

Ia menyebut serangan rudal Iran yang menargetkan Pangkalan Udara Al-Udeid pada Juni sebagai “agresi yang ditolak dan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan dan prinsip bertetangga baik.” Albudaiwi juga mengecam serangan udara Israel pada September yang menewaskan enam orang di Doha. “Serangan brutal itu merupakan pelanggaran terhadap upaya internasional untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera,” katanya.

Dukungan untuk Palestina dan Upaya Diplomasi

Para pemimpin GCC menyambut hasil KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh serta inisiatif internasional untuk menghentikan perang di Gaza, mempercepat bantuan kemanusiaan, dan memperjuangkan negara Palestina merdeka dengan perbatasan pra-1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.

Albudaiwi memuji peran Saudi dan Prancis yang memimpin konferensi di New York pada September yang mendorong pengakuan negara Palestina oleh sejumlah negara, termasuk Inggris, Kanada, dan Australia. Ia turut mengapresiasi upaya berkelanjutan Qatar, Mesir, dan Turki dalam memfasilitasi kesepakatan Gaza.

Arah Kebijakan Keamanan dan Ekonomi Kawasan

Delegasi Saudi dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang juga memimpin pertemuan Dewan Koordinasi Saudi–Bahrain. Raja Bahrain Hamad bin Isa Al-Khalifa menyampaikan bahwa KTT membahas isu-isu regional serta langkah memperkuat solidaritas dan integrasi negara Teluk. Emir Kuwait, Sheikh Mishal Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, menegaskan bahwa GCC berhasil melewati tantangan global dan mengutuk agresi Israel terhadap Qatar.

Para pemimpin juga menegaskan komitmen untuk mewujudkan kawasan Timur Tengah bebas senjata nuklir dan pemusnah massal. Mereka menyoroti peran pasukan gabungan maritim di Bahrain dalam menjaga keamanan energi, melindungi jalur perdagangan, dan memastikan keselamatan pelayaran internasional.

Pada sektor ekonomi, GCC mendorong percepatan pemenuhan persyaratan Pasar Bersama dan Uni Kepabeanan, peningkatan perdagangan dan pariwisata, serta investasi pada infrastruktur, transportasi, energi, komunikasi, air, dan pangan. KTT juga menyambut kehadiran Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni sebagai tamu kehormatan.

Dibentuk pada 1981, GCC beranggotakan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain, Qatar, dan Kuwait, dengan kantor pusat di Riyadh.