
Hajiumrahnews.com — Posisi Burj Khalifa sebagai gedung tertinggi di dunia segera mendapat pesaing serius.
Arab Saudi kini tengah mengebut pembangunan Jeddah Tower, yang dirancang menjulang lebih dari 3.280 kaki atau hampir 1.000 meter, melampaui Burj Khalifa di Dubai sekitar 564 kaki.
Terletak di tepi Laut Merah, Jeddah Tower akan menjadi ikon baru di kawasan Jeddah Economic City senilai 20 miliar dolar AS (sekitar Rp332 triliun).
Bangunan ini akan memadukan fungsi hunian, perkantoran, pusat komersial, hotel mewah, dan dek observasi tertinggi di dunia.
Gedung supertall ini dirancang oleh Adrian Smith dan Gordon Gill dari firma arsitektur AS+GG Architecture di Chicago, Amerika Serikat—arsitek yang juga terlibat dalam pembangunan Burj Khalifa.
Mitra firma tersebut, Robert Forest, mengatakan kepada Newsweek bahwa pembangunan menara tengah berlangsung intensif dan ditargetkan selesai pada Agustus 2028.
“Seluruh tim berkomitmen dan fokus untuk mewujudkan struktur ikonis ini bagi Kerajaan Arab Saudi,” ujarnya dikutip People, Sabtu (25/10/2025).
Menara ini akan memiliki lebih dari 130 lantai, meski ketinggian final belum diumumkan resmi hingga proyek rampung.
Menurut Architectural Digest, bentuk Jeddah Tower terinspirasi dari daun palem muda yang tumbuh ke atas sebagai satu batang sebelum terpisah di puncaknya.
Desain ini tidak hanya simbolik, tetapi juga berfungsi aerodinamis untuk menahan tekanan angin ekstrem di ketinggian.
Dalam keterangan di laman resmi smithgill.com, arsitek menyebut bentuk menara merupakan analogi antara pertumbuhan alami dan kemajuan teknologi.
Tiga sisi bangunan akan memiliki takik vertikal yang menciptakan bayangan alami, melindungi area dalam dari panas matahari, dan memberikan teras dengan panorama kota Jeddah dan Laut Merah.
Dengan ketinggian luar biasa, Jeddah Tower akan dilengkapi 59 lift — termasuk 5 lift dua lantai — dan 12 eskalator.
Lift menuju observatorium mampu bergerak 10 meter per detik, menjadikannya salah satu sistem vertikal tercepat di dunia.
Menara ini juga mengadopsi sistem dinding eksterior hemat energi, yang meminimalkan konsumsi listrik dan menjaga stabilitas suhu di dalam bangunan.
Desain konservasi ini menjadikan proyek tersebut sebagai percontohan arsitektur hijau di kawasan Timur Tengah.

Pembangunan Jeddah Tower merupakan bagian dari rencana besar Vision 2030 Arab Saudi, untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada minyak dan memperkuat sektor pariwisata serta investasi.
Menara ini diharapkan menjadi landmark global yang menandai transformasi Jeddah sebagai pusat bisnis dan gaya hidup internasional.
Konstruksi Jeddah Tower sempat terhenti pada 2018 akibat penangkapan sejumlah pemimpin perusahaan konstruksi saat operasi antikorupsi, dan pandemi COVID-19 memperpanjang penundaan.
Pekerjaan baru dilanjutkan pada September 2023, menurut laporan Dezeen.
Kini, aktivitas konstruksi kembali menggeliat, dan pemerintah Saudi menegaskan komitmen untuk menjadikan Jeddah Tower simbol modernitas, inovasi, dan kemegahan arsitektur dunia.
Sembari menunggu penyelesaian Jeddah Tower, Burj Khalifa masih memegang rekor sebagai gedung tertinggi dunia dengan ketinggian 828 meter.
Menara di pusat Dubai itu tetap menjadi magnet wisata global, terutama karena dek observasi lantai 125 yang menawarkan panorama 360 derajat kota gurun dan pantai.
Lift Burj Khalifa membawa pengunjung ke ketinggian itu hanya dalam waktu satu menit, menjadikannya pengalaman futuristik bagi jutaan wisatawan setiap tahun.
Namun, bila sesuai rencana, Jeddah Tower akan menandai babak baru sejarah arsitektur dunia — menegaskan ambisi Arab Saudi sebagai kekuatan baru dalam desain dan teknologi konstruksi global.