Proyek Kampung Haji Bidik 7.500 Tenaga Kerja dan Hasilkan Rp2,5 Triliun per Tahun

Hajiumrahnews.com — Danantara Indonesia memperkirakan Proyek Kampung Haji di Makkah dapat menciptakan hingga 7.500 lapangan kerja bagi tenaga kerja Indonesia serta mendorong nilai ekonomi lebih dari Rp2,5 triliun per tahun melalui penguatan ekosistem halal dan layanan haji jangka panjang. Proyeksi tersebut disampaikan CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI pada Senin (1/12/2025).

Menurut Rosan, pengembangan kawasan ini dilakukan melalui proses lelang lahan di Arab Saudi dan eksplorasi akuisisi aset yang dinilai paling efektif untuk memenuhi kebutuhan jemaah Indonesia yang terus meningkat.

Tujuan dan Arah Investasi

Rosan menegaskan bahwa Kampung Haji dirancang bukan hanya sebagai pusat akomodasi, tetapi sebagai model ekosistem ekonomi yang terintegrasi.
“Project Berkah bukan hanya soal akomodasi jamaah, tetapi tentang membuka peluang ekonomi baru bagi Indonesia dan meningkatkan standar pelayanan publik,” ujar Rosan.

Ia menambahkan, seluruh investasi Danantara harus memenuhi dua tujuan utama: menjaga nilai aset negara dan mengembalikan manfaat ekonomi kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Kebutuhan Jangka Panjang Jemaah Indonesia

Dengan Indonesia sebagai negara pengirim jemaah haji terbesar di dunia, kebutuhan fasilitas yang lebih permanen dan dikelola secara profesional menjadi dasar pengembangan proyek ini. Rosan menyebut kebutuhan akomodasi jangka panjang tersebut sebagai faktor kunci urgensi Kampung Haji.

“Dengan jumlah jemaah Indonesia yang besar, keberadaan fasilitas permanen menjadi kebutuhan strategis,” lanjutnya.

Inisiatif Strategis Danantara Lainnya

Selain Proyek Kampung Haji, Danantara juga menyiapkan beberapa proyek prioritas di sektor energi, infrastruktur dasar, dan industri strategis untuk tahun 2026.

Chief Investment Officer Danantara Indonesia, Pandu Patria Sjahrir, memastikan setiap inisiatif harus melalui seleksi ketat berbasis kelayakan dan mitigasi risiko.
“Fokus kami adalah memastikan setiap proyek tidak hanya bankable, tetapi benar-benar memberikan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia,” tegas Pandu.

Ia menjelaskan bahwa pipeline proyek 2026 disusun untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional sekaligus mendukung agenda pembangunan jangka panjang.