
Hajiumrahnews.com – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat sektor perkebunan dari hulu hingga hilir demi mencapai target swasembada gula konsumsi pada 2030. Upaya ini mencakup pengadaan benih kelapa unggul, revitalisasi pabrik gula tebu, hingga ekspansi pasar ekspor gula kelapa kristal ke mancanegara.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni Angkat, menegaskan ketersediaan benih unggul menjadi fondasi utama. Salah satunya melalui Nursery Batang di Desa Beji, Kecamatan Tulis, Batang, yang berdiri sejak 2021. Hingga kini, nursery tersebut telah memproduksi 120 ribu batang benih kelapa, di mana 71.122 batang telah bersertifikat dan 58.903 batang disalurkan ke petani.
“Nursery Batang tidak hanya menghasilkan benih unggul, tetapi juga menjaga kemurnian varietas dan pelestarian sumber daya genetik. Kami optimistis kebutuhan benih berkualitas bisa terpenuhi secara berkelanjutan,” kata Roni saat meninjau lokasi, Senin (08/09).
Selain kelapa, Kementan turut meninjau Pabrik Gula Sragi di Pekalongan. Pabrik ini berperan penting dalam menyerap hasil tebu petani sekaligus menjaga pasokan bahan baku.
“Revitalisasi pabrik gula dan pendampingan petani tebu menjadi prioritas. Harapannya, rendemen meningkat, posisi petani lebih kuat, dan target swasembada gula konsumsi bisa dipercepat,” ujarnya.
Di hilir, Kementan mendorong pemberdayaan petani gula kelapa kristal di Desa Pageraji, Banyumas. Transformasi desa ini terlihat sejak berdirinya Java Agro Mandiri (JAVARI) pada 2018, disusul Koperasi Abhinaya Karya Mandiri (BHINARI) pada 2023.

Kini, 490 kepala keluarga petani tergabung dalam koperasi tersebut. Dengan pendampingan intensif dan penerapan standar organik internasional, gula kelapa kristal Pageraji berhasil menembus pasar ekspor ke tujuh negara: Australia, Afrika Selatan, Spanyol, Yunani, Hungaria, Ceko, dan Malaysia. Volume ekspor rata-rata mencapai 80 ton per bulan.
“Kami mendukung upaya Koperasi BHINARI dalam meningkatkan standar produksi dan pemberdayaan petani. Produk Pageraji kini bahkan sudah memenuhi standar Uni Eropa dan Amerika Serikat,” tambah Roni, dikutip dari laman resmi Kementan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan sinergi antara pemerintah, petani, pabrik gula, dan pelaku usaha menjadi kunci transformasi ekonomi desa. Ia menekankan swasembada gula konsumsi harus terwujud paling lambat 2030.
“Ini perintah langsung dari Bapak Presiden. Kita harus segera swasembada gula konsumsi. Maksimal 2030, kita benar-benar harus mandiri,” tegas Mentan Amran.
Amran berharap kesuksesan Banyumas menjadi inspirasi daerah lain. Menurutnya, model sinergi antara pemerintah, koperasi, dan komunitas lokal mampu melahirkan produk perkebunan bernilai tambah, berdaya saing global, sekaligus memperluas akses pasar ekspor.