Jejak Sejarah Kubah Hijau Masjid Nabawi yang Jadi Ikon Madinah

Hajiumrahnews.com — Kubah Hijau Masjid Nabawi selalu menjadi pusat perhatian jamaah ketika memasuki kawasan Raudhah dan sekitar makam Rasulullah SAW. Kubah berwarna hijau yang berdiri megah itu menjadi satu-satunya kubah berwarna khas di antara puluhan kubah silver lainnya di Masjid Nabawi. Bentuk dan warnanya tidak sekadar estetika, melainkan jejak sejarah panjang yang melewati masa Mamluk, kebakaran besar, hingga renovasi besar pada era Ottoman.

Sejarah dan Evolusi Kubah Hijau

Dilansir dari Crescent International, Masjid Nabawi dibangun pertama kali oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat saat hijrah ke Madinah. Kala itu, bangunannya sederhana dengan dinding lumpur dan atap dari batang kurma. Baru pada tahun 1279 M, Sultan Mamluk al-Mansur Qalawun membangun sebuah kubah di atas makam Rasulullah SAW. Kubah pertama itu berbahan kayu dan belum memiliki warna khusus.

Beberapa masa berikutnya, kubah itu sempat dicat putih dan biru. Bahkan pernah mendominasi warna biru gelap, yang kala itu menjadi warna favorit masyarakat Arab.

Namun, sejarah mengalami titik kelam pada 1481 ketika kebakaran besar menghancurkan sebagian Masjid Nabawi. Kubah kayu itu ikut habis terbakar. Sultan Mesir Ashraf Sayf al-Din Qa’itbay kemudian membangun ulang struktur masjid, mengganti dasar kubah dari kayu menjadi bata serta menutupnya dengan pelat timah agar lebih kuat. “Perubahan itu menjadi fondasi kokoh kubah modern yang kita lihat sekarang,” tulis Crescent International dalam laporannya.

Kubah Hijau Era Ottoman

Warna hijau baru melekat pada tahun 1837, ketika Sultan Ottoman Mahmud II melakukan pembaruan besar pada kubah yang dibangun Qa’itbay. Sejak itu, warna hijau menjadi identitas permanen kubah makam Rasulullah SAW. Pada 2007, muncul rencana untuk mengecat ulang kubah menjadi silver agar seragam dengan kubah lain, namun ditolak keras oleh warga Madinah. Warga menilai perubahan itu akan menghilangkan simbol historis yang sudah melekat selama hampir dua abad.

“Warna hijau bukan sekadar cat, tetapi simbol sejarah, cinta, dan penghormatan umat kepada Rasulullah SAW,” ungkap seorang sejarawan Madinah yang dikutip media lokal.

Kekhusyukan Jamaah Umrah Gaido Travel di Masjid Nabawi

Di tengah atmosfer sakral Masjid Nabawi dan kemegahan Kubah Hijau yang menjadi ikon abadi, ratusan jamaah Umrah Excellent Gaido Travel menjalani rangkaian ibadah arbain yang berlangsung dari 30 November hingga 10 Desember 2025. Suasana syahdu tampak mengiringi setiap waktu salat berjamaah yang mereka jalani di masjid peninggalan Rasulullah itu.

“Para jamaah merasakan ketenangan luar biasa ketika memandang Kubah Hijau. Banyak yang meneteskan air mata karena merasa berada begitu dekat dengan Nabi SAW,” ujar salah satu pembimbing ibadah Gaido Travel saat ditemui di pelataran masjid.

Selama sepuluh hari pelaksanaan arbain, jamaah Gaido Travel mengikuti ibadah berjamaah, zikir, dan ziarah ke makam Rasulullah SAW serta kedua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar bin Khattab. “Mereka datang dengan cinta dan harapan untuk mendapatkan syafaat Nabi di akhirat nanti,” katanya.

Kehadiran jamaah umrah dari berbagai negara, termasuk rombongan Gaido Travel, membuat Masjid Nabawi selalu hidup dengan aura religius yang mendalam. Kubah Hijau seolah menjadi saksi bisu bagaimana kecintaan umat kepada Rasulullah SAW terus mengalir dari generasi ke generasi.