Mobil Hadiah Raja Arab untuk Sukarno Saat Pulang Haji, Jadi Saksi Tragedi Cikini

Hajiumrahnews.com — Di balik perjalanan sejarah hubungan Indonesia–Arab Saudi, terselip kisah menarik antara Raja Saud bin Abdul Aziz dan Presiden Sukarno. Hadiah mobil Chrysler Crown Imperial dari sang raja kepada Bung Karno bukan sekadar simbol persahabatan dua negara, tapi juga saksi bisu salah satu peristiwa kelam Indonesia, Tragedi Cikini tahun 1957.

Pada tahun 1955, setelah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Sukarno melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi bersama Wakil Perdana Menteri KH Zainul Arifin dan Menteri Agama KH Masykur. Selama kunjungan 18 Juli hingga 4 Agustus itu, Sukarno disambut langsung oleh Raja Saud yang dikenal dermawan.

Menurut catatan Ario Helmy dalam Berdzikir Menyiasati Angin (2009), Raja Saud menghadiahkan Sukarno sebuah mobil Chrysler Crown Imperial yang digunakan selama berada di tanah suci. Hadiah itu diberikan secara resmi ketika Sukarno hendak kembali ke tanah air.
“Presiden Soekarno, mobil Chrysler Crown Imperial ini telah Anda pakai selama berada di sini. Sekarang saya menyerahkannya kepada Anda sebagai hadiah,” tutur Raja Saud sebagaimana dikutip Sukarno dalam autobiografinya yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat.

Dalam kunjungan itu pula, Sukarno menunaikan ibadah haji dan mengusulkan kepada Raja Saudi agar area Sa’i antara Safa dan Marwah dibersihkan dari pedagang. Usulan tersebut diterima baik oleh Raja Saud. Bahkan, rombongan Indonesia berkesempatan mengikuti upacara pencucian Kabah dan salat dua rakaat di dalamnya.

Tak hanya itu, Sukarno juga memberi gagasan penghijauan di Padang Arafah, yang kemudian diwujudkan dengan pengiriman bibit pohon mimba dari Indonesia. Pohon itu kini dikenal di Arab Saudi sebagai Sajarah Sukarno atau Pohon Sukarno.

Namun, nasib berkata lain bagi mobil hadiah raja tersebut. Dua tahun kemudian, pada 30 November 1957, mobil itu menjadi saksi percobaan pembunuhan terhadap Presiden Sukarno di Perguruan Cikini, Jakarta. Dalam peristiwa itu, granat meledak di tengah kerumunan pengunjung bazar sekolah.

Menurut Arifin Suryo Nugroho dalam Tragedi Cikini: Percobaan Pembunuhan Presiden Soekarno (2014), ledakan itu menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan lainnya, termasuk dua anggota pengawal presiden. Mobil Chrysler pemberian Raja Saud rusak parah—ban pecah, spatbor berlubang, dan mesin remuk.

Sukarno sempat berujar dengan nada getir, “Apakah kejahatanku? Mengapa mereka mencoba membunuh Sukarno? Mereka menyatakan aku seorang Muslim yang buruk. Aneh, mobil yang mereka hancurkan itu justru hadiah karena aku dianggap seorang Muslim yang baik.”

Mobil hadiah dari Raja Arab itu kini menjadi bagian sejarah—sebuah simbol diplomasi, persahabatan, dan ujian hidup sang proklamator yang tak lekang oleh waktu.