Presiden Prabowo Tetapkan 10 Tokoh sebagai Pahlawan Nasional 2025

Hajiumrahnews.com —  Presiden Prabowo Subianto resmi menetapkan sepuluh tokoh sebagai Pahlawan Nasional Tahun 2025. Penetapan ini menjadi bentuk penghormatan negara atas jasa besar para tokoh bangsa yang telah berjuang, mengabdi, dan memberikan kontribusi bagi kemerdekaan, keadilan sosial, serta kemanusiaan.

Penghargaan tersebut diberikan kepada beragam tokoh, mulai dari pemimpin nasional, pejuang kemerdekaan, hingga rakyat kecil yang memperjuangkan hak-hak sosial. Dalam upacara penganugerahan di Istana Negara, Presiden Prabowo menyerahkan gelar secara simbolis kepada perwakilan keluarga penerima.

Berikut profil singkat sepuluh tokoh penerima gelar Pahlawan Nasional tahun 2025:

  1. Abdurachman Wahid (Gus Dur) – Jawa Timur

    Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Presiden ke-4 Republik Indonesia ini dikenal sebagai sosok pluralis dan demokrat sejati. Lahir di Jombang pada 7 September 1940, Gus Dur dikenal memperjuangkan demokrasi, hak asasi manusia, dan nilai-nilai kebangsaan. Ia wafat pada 30 Desember 2009, dan dikenang sebagai simbol moderasi serta kebhinekaan Indonesia.

  2. Jenderal Besar TNI Soeharto – Jawa Tengah

    Presiden ke-2 Republik Indonesia yang memimpin selama 32 tahun ini lahir di Kemuning, 8 Juni 1921. Dikenal sebagai tokoh pembangunan, Soeharto berjasa dalam stabilisasi ekonomi pascakemerdekaan. Ia wafat pada 27 Januari 2008 dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas kontribusinya dalam membangun kemandirian bangsa.

  3. Marsinah – Jawa Timur


    Aktivis buruh perempuan kelahiran Nganjuk, 10 April 1969, ini menjadi simbol perjuangan hak-hak pekerja di Indonesia. Marsinah meninggal dunia secara tragis pada 1993 karena memperjuangkan keadilan bagi buruh. Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional sebagai bentuk penghormatan atas keberanian dan dedikasinya terhadap keadilan sosial.

  4. Mochtar Kusumaatmadja – Jawa Barat
    Tokoh hukum dan diplomat kelahiran 17 Februari 1929 ini dikenal sebagai arsitek utama hukum laut internasional dan perintis diplomasi maritim Indonesia. Sebagai Menteri Luar Negeri (1988–1998), Mochtar berperan besar dalam memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional. Ia wafat pada 6 Juni 2021.

  5. Hajjah Rahmah El Yunusiyyah – Sumatra Barat
    Perempuan pelopor pendidikan Islam kelahiran Padang, 26 Oktober 1900, ini dikenal sebagai pendiri lembaga pendidikan Diniyah Putri Padang Panjang. Ia memperjuangkan pendidikan bagi perempuan dan berperan aktif dalam gerakan kemerdekaan. Rahmah wafat pada 16 Februari 1969.

  6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo – Jawa Tengah
    Tokoh militer kelahiran Purworejo, 1 Juli 1925, ini dikenal sebagai Panglima RPKAD yang berperan dalam operasi penumpasan G30S/PKI. Ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatra Utara. Sarwo Edhie wafat pada 9 November 1989 dan dikenang sebagai sosok disiplin dan nasionalis.

  7. Sultan Muhammad Salahuddin – Nusa Tenggara Barat
    Lahir di Bima pada 1 November 1915, Sultan Salahuddin merupakan penguasa Kesultanan Bima yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia wafat pada 26 Oktober 1967 dan dikenal sebagai tokoh persatuan di wilayah timur Indonesia.

  8. Syaikhona Muhammad Kholil – Jawa Timur
    Ulama kharismatik asal Bangkalan, Madura, yang lahir pada 11 Mei 1835. Dikenal sebagai guru para pendiri Nahdlatul Ulama, Syaikhona Kholil berperan penting dalam pendidikan pesantren dan perjuangan kemerdekaan. Ia wafat pada 29 Desember 1923.

  9. Tuan Rondahaim Saragih – Sumatra Utara
    Pemimpin masyarakat Simalungun yang lahir pada 1 Januari 1900. Ia dikenal sebagai Raja Simalungun sekaligus pejuang kemerdekaan yang berperan dalam menjaga persatuan masyarakat di Sumatra Utara. Rondahaim wafat pada 1 Januari 1975.

  10. Zainal Abidin Syah – Maluku Utara
    Sultan Ternate kelahiran 1 Januari 1900 ini merupakan tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan di kawasan Maluku Utara. Ia berperan dalam konsolidasi politik dan diplomasi pascakemerdekaan. Zainal Abidin wafat pada 1 Januari 1975.

Melalui penganugerahan ini, pemerintah berharap generasi muda dapat meneladani semangat perjuangan para tokoh tersebut. Presiden Prabowo dalam sambutannya menegaskan bahwa gelar Pahlawan Nasional bukan hanya penghormatan simbolik, tetapi juga bentuk pengingat agar bangsa Indonesia terus menghargai perjuangan, persatuan, dan nilai kemanusiaan yang diwariskan oleh para pendahulu.