Hajiumrahnews.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia pada tahun 2025 akan berada di kisaran 4,8% hingga 5,6%. Proyeksi ini menunjukkan optimisme terhadap sektor ekonomi syariah yang terus berkembang, meskipun ada penurunan target pembiayaan perbankan syariah menjadi 8% hingga 11% dari sebelumnya 11% hingga 13% .
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Imam Hartono, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi syariah didorong oleh ekspansi sektor halal value chain, yang mencakup makanan dan minuman halal, pariwisata halal, kosmetik, farmasi, serta produk halal lainnya. Pada tahun 2024, sektor ini telah berkontribusi sebesar 25,45% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional .
Meskipun terdapat penurunan target pembiayaan perbankan syariah, BI tetap fokus pada penguatan literasi dan inklusi keuangan syariah. Indeks literasi ekonomi syariah nasional pada 2024 tercatat mencapai 42,84%, meningkat signifikan dari 28,01% pada tahun sebelumnya. BI menargetkan angka ini mencapai 50% pada tahun 2025 .
Untuk mencapai target tersebut, BI bersama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan kementerian terkait akan fokus pada tiga pilar utama:
Penguatan Sistem Produk Halal: Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk halal untuk memenuhi standar global.
Pengembangan Sektor Keuangan Syariah: Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat dalam layanan keuangan syariah, termasuk melalui instrumen seperti Sukuk dan Sukuk Wakaf.
Penyelenggaraan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF): Sebagai platform untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk serta layanan syariah kepada masyarakat luas.
Dengan strategi ini, BI berharap ekonomi syariah Indonesia dapat tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan, menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia sesuai dengan visi pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2025–2029 .