
Hajiumrahnews.com – Gerakan Nasional (Gernas) Ayo Mondok yang digelar di Pondok Pesantren Asshiddiqyah, Jakarta, menghasilkan tiga rekomendasi strategis guna memperkuat pendidikan pesantren di Indonesia. Rapat kerja perdana ini dihadiri sekitar 110 pengurus dari berbagai wilayah.
Ketua Panitia Raker I Gernas Ayo Mondok, Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), menjelaskan tiga poin utama yang dihasilkan. Pertama, Gernas Ayo Mondok siap memberikan pendampingan hukum bagi pesantren atau santri yang tengah menghadapi kasus hukum. Selain advokasi, tim juga akan menyediakan dukungan psikologis bagi para korban.
Kedua, penguatan literasi digital santri. Program ini mencakup pelatihan keterampilan produksi konten media, mulai dari penulisan naskah, editing, hingga publikasi multiplatform. “Santri harus siap menghadapi era media digital dengan keahlian yang mumpuni,” tegas Gus Hans.
Ketiga, dorongan kepada pemerintah untuk membentuk Kementerian Pesantren atau minimal Direktorat Jenderal (Dirjen) Pesantren. Menurut Gus Hans, jumlah pesantren dan santri di Indonesia yang terus meningkat membutuhkan perhatian lebih serius.
Ia juga mengingatkan pemerintah untuk menindaklanjuti janji kampanye Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka terkait optimalisasi dana abadi pesantren. “Dana abadi pesantren tidak akan berarti tanpa program signifikan dan wadah yang tepat. Kementerian atau dirjen bisa jadi solusi agar anggaran terserap optimal,” jelasnya.
Dengan rekomendasi tersebut, Gernas Ayo Mondok berharap konsolidasi ini memperkuat posisi pesantren sebagai pilar pendidikan dan moral bangsa, sekaligus mendorong pemerintah memberikan perhatian lebih pada keberlangsungan pendidikan pesantren di Indonesia.