Bank Indonesia: Generasi Muda Kunci Pertumbuhan Ekonomi Syariah

Hajiumrahnews.com — Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia, Imam Hartono, menegaskan bahwa ekonomi syariah harus tumbuh dan berkembang melalui inovasi generasi muda. Menurutnya, semangat muda yang berlandaskan takwa dan nilai keadilan merupakan fondasi utama dalam membangun sistem ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan.

“Generasi muda yang bertakwa harus menjadi generasi yang berdaya, memiliki kemampuan, keterampilan, dan kompetensi untuk memanfaatkan peluang,” kata Imam dalam sambutannya pada Tabligh Akbar Republika di ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (11/10).

Imam menilai, bonus demografi Indonesia merupakan potensi besar yang harus diarahkan untuk memperkuat sektor ekonomi syariah melalui kreativitas dan teknologi. Namun, ia menekankan bahwa kemajuan ekonomi tidak boleh lepas dari nilai spiritual yang menuntun arah inovasi.

“Kemudaan adalah semangat yang beradab, keberanian menghadapi tantangan, dan keterbukaan terhadap perubahan,” ujarnya.

Syariah sebagai Instrumen Pemberdayaan Umat

Imam menjelaskan bahwa ekonomi syariah kini menjadi wadah pemberdayaan umat sekaligus instrumen pertumbuhan yang inklusif. Ia menegaskan bahwa nilai-nilai syariah seperti keadilan, transparansi, dan keberkahan harus menjadi prinsip utama dalam setiap inovasi ekonomi.

“Ekonomi syariah yang kita kembangkan adalah instrumen pemberdayaan. Melalui prinsip keadilan, transparansi, dan keberkahan, kita membangun sistem ekonomi yang tidak hanya menghasilkan profit, tapi juga membawa kemaslahatan bagi umat,” tuturnya.

Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2024/25 mencatat Indonesia menempati posisi ketiga dunia dalam indeks ekonomi Islam global. Laporan itu juga menyoroti besarnya kontribusi generasi muda dalam mendorong inovasi digital di sektor halal.

Lebih dari 60 persen konsumen ekonomi halal digital berasal dari kalangan muda yang aktif di sektor teknologi dan industri kreatif. Imam menilai tren ini sebagai bukti bahwa ekonomi syariah memiliki ruang besar untuk tumbuh di era digital.

Sinergi Spiritual dan Teknologi

“Bank Indonesia melalui Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah berkomitmen mengembangkan ekonomi keuangan syariah, bukan hanya melalui kebijakan dan regulasi, tetapi juga lewat edukasi dan pemberdayaan masyarakat seperti kegiatan hari ini,” ujarnya.

Imam menyebut penyelenggaraan ISEF 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat fondasi nilai sekaligus menumbuhkan semangat inovasi. Ia menilai sinergi antara spiritualitas dan teknologi adalah kunci agar ekonomi syariah Indonesia tumbuh secara berkelanjutan.

“ISEF yang sedang berlangsung ini adalah cara kita mengakselerasi ekonomi syariah di tanah air. Tabligh Akbar ini menjadi penguatan spiritual untuk memperkokoh fondasi nilai sebelum kita melangkah pada implementasi teknis ekonomi syariah yang lebih luas,” jelasnya.

Menutup sambutan, Imam berharap generasi muda Muslim dapat menjadi motor perubahan menuju ekonomi yang inklusif, beretika, dan berkeadilan.

“Saatnya kita membuktikan, syariah bukan hanya konsep teoritis, tetapi solusi nyata bagi kemajuan bangsa,” pungkasnya.